Thursday, June 26, 2008

Sweet Rain/Accuracy of Death/Shinigami no Seido


Setelah beberapa tahun absen di perfilman Jepang, Takeshi Kaneshiro akhirnya main lagi. Kalo ngga salah yg terakhir dia main dalam film berbahasa Jepang di film Returner. Tapi ngga tau apakah film ini akan di putar di Jakarta atau ngga ya.

Kalo di SG sih dah di putar bulan lalu tuh dan memakai judul Accuracy of Death.

Di film ini Takeshi Kaneshiro berperan sebagai Chiba/Shinigami (God of Death) yg turun ke bumi, untuk mencabut nyawa manusia. tapi sebelum dia mecabut nyawa manusia, dia akan memperhatikan kehidupan org itu selama 7 hari dan dia memastikan apakah org ini pantas untuk dicabut nyawanya. Setiap kali dia turun ke bumi untuk mencabut nyawa manusia selalu diiringi dengan hujan, dan dia ditemani oleh seekor anjing hitam. Cerita nya berkisar tentang Kazue Fujiki yang diperankan oleh Konishi Minami. Kazue Fujiki bekerja di sebuah perusahaan manufacturing di bagian customer service yg menangani complaint dr customer. Dan Chiba mengamati apakah org ini pantas dicabut nyawa nya atau dibiarkan hidup. 

Ceritanya sangat menarik, yang mana sebagai shinigami dia belon pernah melihat langit biru, karena selama dia turun ke bumi selalu disertai dengan hujan. Kalo diperhatikan dengan seksama setiap kali Chiba turun ke bumi, ceritanya merupakan satu kesatuan utuh, bukan cerita sepotong2 yg tidak berhubungan antara satu dengan lainnya.

Ceritanya diambil dr novel jepang yg berjudul accuracy of death/shinigami no seido, dan sayangnya belon ada terjemahan ke dalam bahasa inggris. untuk sementara novelnya masih dalam bahasa jepang, dan kemungkinan sudah diterjemahkan ke bahasa mandarin.

Lagu theme song nya dinyanyikan oleh Konishi Minami, dan CD nya pun di beri label dengan nama penyanyi Kazue Fujiki. Lagu nya berjudul Sunny Day.

Untuk trailernya bisa dilihat di http://www.shinigaminoseido.co.jp  



Monday, June 23, 2008

The Happening


The Happening (2008)
Genre : Thriller

Rilis Indonesia : 11 Juni 2008

Critics : Film pendek, cerita aneh, ending ga jelas.

Grade : D

[HATI-HATI!
mungkin berisi spoiler]

M. Night Shyamalan,
makin lama akan semakin memantapkan dirinya sebagai jaminan nama untuk film mengecewakan. Tidak banyak yang bisa direview untuk film ini selain, kritik yang banyak!

Cerita berawal ketika dalam sebuah taman di Central Park New York, orang-orang mulai membunuh diri sendiri. Pemerintah Amerika Serikat mengira akan ada serangan teroris. Serius, saya lebih mengharapkan ini film mengenai serangan teroris, daripada kejadian aneh yang tidak masuk akal yang akan menemani saya 1 jam 30 menit lewat dikit berikutnya.


Pertama hal yang saya tidak mengerti dengan Mr. Shyamalan mengapa film ini harus berdurasi sedemikian merugikan penonton. Kedua untuk sebuah bencana yang sangat alami tetapi mengakibatkan efek yang sangat tidak natural. Yang benar saja, saya kira lebih mudah bila tumbuhan menimbulkan racun yang langsung membuat manusia meninggal dalam sedetik daripada mengeluarkan racun yang mengontrol seluruh manusia untuk berjalan berhenti serentak, bengong, lalu mulai berjalan mundur untuk kemudian membunuh diri sendiri, apa gak berlebihan Om Shyamalan?!.


Ketiga, Eliot Moore (Mark Wahlberg) orang pertama di seluruh belahan Amerika sebelah timur yang mampu berpikir ala tumbuhan dan menemukan cara tumbuhan membunuh dengan metode memperkecil sampel. Brilian, bila diasumsikan di Amerika Serikat ada 400 juta jiwa , dan membagi rata timur-barat . Maka Eliot Moore adalah satu-satunya diantara 200juta yang bisa menemukan cara 'mengakali' pemusnahan massal manusia oleh tumbuhan ketika sedang berlari-lari di padang rumput. Sungguh HEBAT! Oh iya, dan dia hanya seorang guru SMA!

Film ini ingin menggambarkan bencana besar skala dunia tetapi mungkin karena keterbatasan modal akhirnya lebih mirip Texas Chainsaw Massacre yang terjadi di sebuah kampung. Dan herannya setelah film berakhir, dan Anda melihat jam, wow cepat banget! Adalah ekspresi termanusiawi yang bisa Anda lontarkan. Film ini tidak layak tonton. Bagi yang penasaran disarankan nonton di DVD saja deh. (sa)

My List : June 2008 by sateayam

Daftar film yang dalam daftar nontonnya sateayam


[*] Sudah Nonton [*] Akan Ditonton [*] Belum Rilis

21 : Para Penipu Cerdas



Judul : 21 (2008)
Sony Pictures
Genre: drama

Tanggal Rilis Indonesia : 12 June 2008

critics review : Filmnya agak datar, topik yang diangkat hanya perhitungan kartu yang di ulur-ulur dan disuguhkan berulang-ulang membuat penonton menjadi tidak fokus ke film.

Rating : B-

[HATI-HATI! terdapat spoiler bila membaca lanjut]

21, merupakan film yang terinspirasi oleh kejadian nyata yang melibatkan lima murid MIT yang terlibat dalam dilatih untuk 'mengakali' permainan kartu Blackjack. Micky Rosa (Kevin Spacey) merupakan profesor matematika di MIT yang merekrut lima mahasiswanya untuk menghitung kartu dalam permainan Blackjack. Teknik menghitung kartu memang tidak illegal tetapi tentu saja bila Anda mempraktekannya akan berurusan dengan aparat Casino.

Cerita diawali ketika Ben Campbell (Jim Sturgess) seorang mahasiswa cemerlang dengan GPA 4.0 (IPK 4) dari MIT mencoba mendapatkan beasiswa untuk masuk Harvard Medical School. Kegagalan mendapatkan beasiswa dan cita-cita ingin melanjutkan studi di Harvard Med mengharuskan Ben mendapatkan US$ 300.000,- agar dapat mendaftar studi di sana.

Dalam kegalauan pikirannya akhirnya Ben bertemu dengan Prof Micky Rosa yang merekrutnya untuk bergabung dengan tim yang telah terbentuk sebelumnya. Setiap akhir minggu, mereka akan berangkat ke Las Vegas menumpang pesawat. Ketika beraksi, mereka berlima akan saling tidak mengenal. Satu-satunya komunikasi adalah kode-kode tertentu berupa gestur badan menjadi petunjuk komunikasi mereka.

Cukup lucu juga gestur yang sederhana kenapa harus dipakai berulang-ulang dalam setiap aksi mereka, apakah orang yang bisa berhitung kartu tetapi tidak memperhitungkan detil jikalau kode gestur mereka diawasi dari kamera? Apa susahnya membuat kode baru yang berbeda-beda bukan?

Konflik terjadi ketika Ben Campbell (Jim Sturgess) terlibat masalah emosional dan tak dapat mengontrolnya sehingga kehilangan keseluruhan uang taruhannya di meja judi. Hal tersebut menimbulkan kemarahan besar pada Prof. Micky Rosa. Adu mulut pun terjadi. Dengan Prof. Micky mendapatkan 50% dari setiap hasil yang dicapai dan sisanya dibagi rata berlima. Hal ini membuat Ben merasa tidak adil, mengingat Prof. Rosa tidak ikut bermain. Pertengkaran ini mengakibatkan pecahnya tim.

Dengan keluarnya Prof. dari tim, membuat Ben mempengaruhi teman-temannya untuk bermain sendiri tanpa harus mengikut sertakan Prof. Micky Rosa yang tidak memberikan kontribusi apapun tetapi mendapat potongan 50%. Dengan argumen yang sederhana, yaitu mendapatkan uang lebih banyak membuat sisa anggota tim yang lain setuju untuk bergabung dengan Ben. Kekacauan terjadi ketika Micky Rosa yang sakit hati menelepon konsultan keamanan Casino, Cole Williams (Laurence Fisburne) dan membeberkan tingkah laku Ben di Casino. Ben pun segera diciduk.

Dan semuanya hilang dalam satu malam. Ben tertangkap dan disiksa oleh Cole dan dipaksa untuk tidak kembali lagi ke Vegas, selamanya. Plus setelah kembali ke Boston, semua hasil simpanan Ben selama ini hilang setelah dia mendapatkan kamar asramanya diobrak abrik.
Semua keadaan ini memaksa Ben untuk harus kembali beraksi untuk mendapatkan kembali uangnya yang hilang. Untuk melakukan ini dia terpaksa harus kembali bekerja sama dengan Micky Rosa dan beraksi berdua. Tentu saja kali ini dengan penyamaran, mengingat wajah mereka telah diidentifikasi pihak Casino.

Film ini memiliki ending yang tidak terduga (yang tidak akan di bahas disini). Tetapi sepanjang film ini terlalu slow dan datar. Karena yang dijual film ini hanya itu-itu saja tanpa kejutan lain, jadi bagian tengah film sungguh datar, atau nyaris bikin bosan.

Catatan sampingan untuk film ini adalah: Jangan Nonton di Bioskop Kesayangan Anda! Mengingat rilis film ini di Amerika adalah bulan Maret. Hal ini berarti, film ini telah rilis versi DVD nya. (sa)

Monday, June 16, 2008

The Incredible Hulk


Critics Review
"Yang Incredible itu efeknya"

Grade : B-

[spoiler warning]

Film Hulk yang satu ini menegangkan ala 'Die Hard' dari awal sampai akhir. Dibandingkan Hulk sebelumnya (Hulk 2003), Hulk tahun 2008 ini layak untuk ditonton. Action yang lebih seru, efek yang lebih nyata dan tentu saja karakter Hulk yang lebih hidup dibandingkan animasi 2003 yang mirip karakter kartun.

Cerita berawal dengan Bruce Banner yang sedang dalam pelarian di Brazil. Bruce berhasil melewati hari-hari tanpa insiden di sana dengan berlatih pengontrolan amarah. Hanya sedikit bingung Bruce nya kok berubah mukanya ya dibanding lima tahun lalu hehehe. Tidak jelas mengapa semua pemeran diganti. Anyway, Edward Norton lebih cocok jadi seorang Bruce yang ilmuwan dibandingkan dengan Eric Bana.

Segera setelah keberadaan Bruce terlacak. Jenderal Thunderbolt Ross segera mengirimkan tim pasukan khusus yang dipimpin oleh Emil Blonsky (Tim Roth). Kegagalan menangkap Bruce membuat Emil Bronsky terobsesi mengejar Hulk. Dalam frustasinya melawan Hulk, Blonsky menginjeksikan senjata radiasi Gamma yang telah disempurnakan oleh militer ke tubuhnya. Hal tersebut membuatnya mendapatkan kekuatan besar setara Hulk. Alhasil terjadilah pertarungan dua Hulk dalam film ini yang menambah keseruan film ini dari awal sampai akhir.

Entah apa maksudnya, di akhir film muncul Tony Stark (Robert Downey Jr.). Apakah ini mengisyaratkan ada Hulk 3 yang berkolaborasi dengan Iron Man di tahun depan? (SA)

Kungfu Panda - The Unexpected Hero

Judul: Kungfu Panda
Distribusi: Dreamworks Animation

Subjective Rating: A







Film yang sangat luar biasa...!

Saya tidak usah memuji lagi betapa tingginya kualitas grafis Dreamworks, tetapi juga keindahan-keindahan cita rasa seni dari setiap hasil gambarnya.

Kungfu Panda bercerita tentang seekor Panda bernama Po (Jack Black), anak penjual mie, yang berkhayal bisa menjadi pahlawan jagoan kungfu, alih-alih menjadi penjual mie. Alur cerita kemudian menjadi tegang ketika Tai Lung (Ian McShane), macan tutul jahat dengan kemampuan kungfu yang tak tertandingi, lepas dari penjara. Ketika Master Oogway (baca: Ukui, yang artinya kura-kura dalam bahasa Mandarin) (Randall Duk Kim), satu-satunya master kungfu yang mampu menandinginya (dan juga yang berhasil mengalahkan dan memenjarakannya di masa lalu), sudah sangat renta, maka mereka mesti menemukan pahlawan legenda kungfu: The Dragon Warrior.

Dragon Warrior adalah satu-satunya harapan mereka. Menurut legenda, pahlawan ini turun dari langit. Dengan cara yang sangat aneh, Po yang sangat ingin datang ke lokasi panggung tempat pencarian sang pahlawan, akhirnya harus mengunakan kembang api dan kemudian "jatuh dari langit" persis ke tempat pemilihan tersebut, dan merealisasikan legenda tersebut.

Kelucuan-kelucuan terjadi akibat Po yang memang Panda yang lugu dan culun; juga makan banyak ketika sedang stress ataupun marah; ditempa menjadi The Dragon Warrior. Pada dasarnya bahkan sang Shifu (Guru) (Dustin Hoffman) sendiri tidak percaya Po bisa dilatih kungfu apalagi menjadi the Dragon Warrior. Demikian juga murid-murid jagoan dari Shifu, yaitu Tigress (Angelina Jolie), Monkey (Jacky Chan), Mantis (Seth Rogen), Viper (Lucy Liu) dan Crane (David Cross), tidak pernah bakal percaya sama sekali, Po adalah sang pahalawan legendaris itu, malahan cenderung memusuhinya; karena mereka sendiri secara diam-diam berharap, merekalah yang dipilih menjadi The Dragon Warrior.

Po, yang kemudian secara tidak sengaja terlihat bakat kungfunya kalo lagi pengen makan, akhirnya dilatih dengan cara spesial tersebut. Shifu harus berlomba dengan waktu menggodok Po menjadi ahli kungfu sejati, sebelum Tai Lung berhasil mencapai Valley of Peace, dan merebut Dragon Scroll, kitab gulungan rahasia kungfu sejati tertinggi, satu-satunya hal yang membuat perbedaan antara The Dragon Warrior dengan ahli kungfu biasa.

Film ini penuh dengan komedi yang mengocok perut penonton, bahkan pada saat sedang serius-seriusnya. Alur ceritanya sebenarnya sudah bisa ditebak, namun rangkaian-rangkaian situasi tak terduga khas film-kungfu-Jacky-Chan, yang membentuk alur tersebut membuat film ini penuh kejutan. Bahkan di akhir film, penonton masih dibuat terbahak-bahak saat Shifu disangka meninggal dalam damai. Hanya saja, film ini tidak menjawab, bagaimana Oogway bisa melebur begitu saja ke dalam angkasa, atau mengapa Po yang merupakan Panda merupakan anak dari bapaknya yang seekor Angsa?

Film ini juga kemudian menjadi berbobot, ketika disajikan dalam filosofi yang mendalam. Ketika seseorang putus asa, ketika seseorang merasa dirinya tidak berharga, atau ketika seseorang memilih untuk percaya.

"Yesterday is history, tomorrow is mystery, and today is a gift (that why we call it present=hadiah)" demikian pesan Master Oogway. Temukan lagi banyak petuah-petuah filosofis di dalam film ini. Film ini sangat layak tonton.

Jangan lupa download wallpaper dan screensavernya di sini dan di sini juga

Friday, June 13, 2008

The Butterfly Effect (2004)




Butterfly Effect

Pemain: Ashton Kutcher , Amy Smart

Film dengan kedalaman ide yang luar biasa. Film ini dibuka dengan kutipan “Chaos Theory”, contoh paling populer dari konsep ini adalah kibasan sayap kupu-kupu di Hawaii yang menjadi sebab utama badai di Karibia. Para praktisinya telah berhasil menangkap kupu-kupu tetapi mereka belum menangani semua aliran angin yang didorong oleh sayap kupu-kupu itu. Apakah ini cukup relevan dengan kelakar Archimedes, disaat dia menemukan pengungkit? “Beri saya tempat untuk berpijak, maka saya bisa menggerakan bumi.” Atau seinchi hidung Cleopatra dinilai turut menentukan sejarah dunia. Leibniz pernah berkata kepada Jacoub Bernoulli: “Alam telah menentukan pola menciptakan kejadian, tetapi hanya untuk sebagian besarnya saja.”

Sekedar intermezzo, Bernoulli dan Einstein adalah ilmuwan yang sangat memperdulikan perilaku didunia alamiah, namun manusia harus menghadapi perilaku sesuatu diluar pola alam, yaitu manusia itu sendiri. Mahasiswa pengikut teori “Kekacauan” (Chaos) menolak keseimbangan pada kurva lonceng sebagai deskripsi tentang realitas. Dunia ini terhadap penyimpangan terhadap norma yang tidak tersebar secara simetris di kedua sisi rata-rata, seperti yang diproyeksikan dalam distribusi normal Gauss. Dan sebelum review ini semakin condong pada jurnal ilmiah akan saya hentikan.

Dalam halaman belakang cover DVD film ini, didapat kesan bahwa film ini memiliki tema supernatural thriller. Padahal menurut saya, fenomena yang tergambar dalam film itu merupakan hal yang dialami oleh orang pada umumnya. Kurang lebih seperti ini, dalam setiap perjalanan hidupnya seseorang akan membentur “tembok” ataupun jalan buntu. Daripada memilih untuk menghadapi masalah maka dia akan memilih untuk melarikan diri ke masa lampau, menuju titik persimpangan dimana dia berawal. Bila belum juga mengalami kepuasan dan kejelasan yang memadai, dia akan terus melarikan diri ke titik persimpangan sebelumnya dan seterusnya. Labirin kehidupan.

Contoh, seorang istri yang selalu dianiaya oleh suaminya. Dia akan kembali ke pada titik awal, tempat dimana dia bertemu pertama kalinya dengan suaminya, bangku kuliah, bangku sekolah atau di kantor? Dan sang istri itu akan fokus di area mana dia bertemu dengan suaminya, meneliti, menelusuri, napak tilas, dan dengan “kaca pembesar” ataupun “sisir yang halus” dicermatilah foto-foto dan surat-surat masa lalu, diary. Alih-alih mengumpulkan bukti-bukti yang meringankan dirinya, dia malah memperberat penderitaan yang telah ada dengan penderitaan yang baru, yaitu rasa penyesalan. Dia akan menggenerasi kontingensi demi kontingensi, umpamanya, “Seharusnya saya tidak menikah dengan bajingan ini”, “Seharusnya saya menuruti nasehat teman-teman saya”, “Seharusnya saya mencurigai gossip-gossip yang telah beredar sejak lama.” Blah, blah, blah

Lalu apa hubungannya dengan kibasan kupu-kupu dan badai Karibia? Memang sulit kalau topik berat seperti teori kekacauan ini dijabarkan dalam durasi 2 jam film. Toh ada pembatasan permasalahan dalam film ini, tidak dijumpai ada badai Karibia bukan? Slogan “change one thing change everything” tak lebih dari usaha untuk membatasi permasalahan dengan menyusun nasib empat sekawan secara permutasi, bukan nasib dunia ini. Kata “Everything” disini hanya sebuah sample. Badai, yah memang badai, sebenarnya penerapan teori kekacauan disini adalah setiap penyesalan, kebencian dan dendam disini juga akan menciptakan badai emosi yang dahsyat dikemudian hari. Bom Bunuh Diri misalkan. Akan tetapi, secara keseluruhan ide film ini begitu mendalam, walau popularitas film ini tidak begitu gegap gempita seperti Trilogi Matrix.

21 - Film Refurbished

Hati-hati dengan kecendrungan yang terjadi belakangan ini, 21 Grup selalu menyelipkan film-film lama ke bioskop-bioskopnya. Seperti yang terjadi minggu ini (minggu ke-2 Juni) akan main film berjudul 21. Sebenarnya adalah film yang sudah dirilis bulan Maret 2008, artinya sudah 3 bulan lalu. Sesuai dengan kebiasaan di Amerika, film yang sudah berumur 3 bulan biasanya telah dirilis juga versi DVD nya. Dengan kata lain, untuk apa kita harus membayar tiket secara penuh bila film tersebut dapat dinikmati dalam format DVD yang sudah 'original'.

21 bercerita tentang mahasiswa MIT yang direkrut oleh dosennya (Kevin Spacey) untuk 'membobol' Casino di Las Vegas dengan kemampuan menghitung kartu. Film ini berdasar pada kisah nyata yang terjadi pada negara bagian tersebut. Ben Campbell (Jim Sturgess) adalah seorang mahasiswa MIT yang kesulitan membayar uang sekolah. Dia bergabung dengan sebuah kelompok anak-anak terpintar yang berangkat ke Vegas setiap akhir minggu dengan kartu identitas palsu dan cara untuk 'mengakali' blackjack.

Tergoda oleh gaya hidup di Vegas, dan juga oleh rekannya, Jill Taylor (Kate Bosworth), Ben mulai melewati batas. Sehingga tindakan menghitung kartunya mulai terendus oleh Cole Williams (Laurence Fisburne). Tantangan Ben bertambah bukan hanya harus berkonsentrasi menebak kartu secara benar juga harus menghindari pengejaran Cole Williams.